Sabtu, 30 September 2017
Salam Redaksi
Halo para pembaca yang budiman….
Buletin dari Yayasan PenaMas Mulia edisi ke-15 kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan PenaMas Mulia dengan pihak Penderma.
“Suara Kasih” edisi yang ke-15 ini mempunyai Judul “KEADILAN DAN DAMAI”, dimana kami mengajak para pembaca sekalian untuk berbuat adil sesuai tuntunan hati nurani, sehingga keadilan itu dapat menciptakan damai bagi kedua belah pihak.
“Suara Kasih” edisi kali ini akan menyajikan Kata Pengantar, Renungan, dan Ucapan Terima kasih dari 2 anak asuh kita.
Akhirnya semoga melalui “Suara Kasih”, komunikasi antara para pembaca, penderma dan Yayasan PenaMas Mulia boleh terjalin dengan baik. Kami juga menerima masukan untuk kemajuan dari Buletin ini.
Redaksi “Suara Kasih”
Selasa, 19 September 2017
Kata Pengantar
Melihat fenomena di dunia ini, banyak sekali masyarakat yang hidup dalam ketidak adilan, banyak anak yang belum dapat hidup layak dan tidak dapat sekolah.
Ada yang mengatakan “Yang kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin miskin”, apa yang terjadi??? Bagaimana keadilan itu bekerja dan berintegrasi? Jikalau orang yang kaya semakin kaya dan semakin banyak, seharusnya semakin sedikit anak-anak yang putus sekolah.
Salah satu gelar Tuhan adalah Maha Adil, apakah manusia yang semakin kaya melupakan Sang PenciptaNya sehingga hanya dikuasai oleh harta dan tahta? Semoga pembaca yang budiman tetap berada dalam rahmat Allah untuk menegakkan keadilan di dunia ini, terutama berbuat adil kepada sesama. (MAVS)
Rabu, 13 September 2017
Ucapan Terima Kasih Clarita
Untuk bapak dan ibu donatur, terima kasih untuk 3 tahun (2014-2017) telah membantu saya supaya saya dapat sekolah di SMK Barunawati Surabaya sampai saya lulus sekarang. Saya sangat2 berterimah kasih dan akan saya ingat sampai kapanpun.. dan saya berdoa semoga bapak ibu donatur selalu di beri rejeki dan kesehatan supaya masih bisa membantu yang lainnya.Amin (Aprilia Clarita)
Ucapan Terima Kasih Okta
Nama saya Maria Deys Natalis Oktavian atau biasa di panggil Okta, saya lulusan SMAK St.Louis 2 Surabaya tahun 2017. Saya salah satu anak asuh dari Yayasan PenaMas Mulia. Sebelumnya saya mengucapkan banyak-banyak rasa terimakasih kepada bapak dan ibu sekalian, karena sudah memberikan saya kesempatan untuk bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Terimakasih Atas segala bantuan yang di berikan, serta banyak kebaikan dan ilmu pengetahuan yang saya dapat. Saya bisa belajar banyak dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan, akhlak, budi, serta iman yang ada dalam diri saya. Mungkin belum banyak yang bisa saya berikan untuk membalas budi dan kebaikan bapak dan ibu sekalian. Tetapi saya akan terus berusaha membuktikan bahwa saya bisa berkembang serta mampu mengikuti era global. Saat ini hanya rasa terimakasih yang bisa saya ucapkan, dan mohon maaf bila selama ini ada perkataan dan perbuatan dari saya yang kurang berkenan di hadapan Bapak atau Ibu. Tuhan memberkati karya dan karsa Bapak dan Ibu.
Selasa, 12 September 2017
Renungan : KEADILAN
Keadilan sebagai warga Gereja
Saudara yang dikasihi Tuhan, salam jumpa kembali. Doaku semoga kita semua selalu dalam naungan kasih Tuhan, amin!!
Saya mendapat tema yang disuguhkan yakni tentang keadilan. Wah kita baru saja merayakan HUT RI Ke-72 sebagai bangsa yang merdeka. Saya berharap kita juga merdeka sebagai anak-anak Tuhan. Bukti kemerdekaan kita sebagai anak Tuhan adalah bisa mendapat perlakuan yang adil dan terlebih dapat berlaku adil. Amin??
Ada beberapa hal penting agar kita bisa mendapatkan kembali pengertian mendasar mengenai keadilan yang dibangun di atas Antropologi Kristiani. Hal ini perlu kembali diangkat mengingat pola pikir modern yang mulai membatasi dan bahkan mengurangi kriteria keadilan. Keadilan sosial oleh Gereja bukanlah sesuatu yang didasari pada falsafah duniawi, yang dijaman sekarang mungkin sudah benar-benar menjadi lebih revolusioner.
Keadilan merupakan salah satu nilai dasar dari doktrin sosial Gereja. Keadilan merupakan salah satu kebajikan di mana dapat membantu setiap orang untuk memperoleh haknya yang seharusnya dan sebenarnya. Gereja melihat keadilan sebagai salah satu kebajikan utama.
Berbicara tentang keadilan, iktisar ajaran sosial Gereja tidak melupakan bahwa adanya keadilan karena pertama dan terutama adalah peranan Tuhan yang terlibat dan partisipasi dari pihak manusia. Menurut Paus Leo XIII dalam ensikliknya mengatakan bahwa: “Dunia telah mendengar apa yang disebut dengan ‘hak-hak manusia.’ Biarkan hal itu didengar sebagai hak-hak Allah.”
Kita boleh menyimpulkan dari pernyataan Paus ini bahwa dunia telah mendengar cukup tentang keadilan manusia dan kini saatnya dunia mendengar tentang keadilan Allah. “Angkatlah hatimu kepada Tuhan” itulah hal yang pertama, benar dan adil. Manusia modern telah tidak mendengar secara cukup dan penuh keadilan karena Allah dan keadilan karena manusia.
Secara subjektif, keadilan diterjemahkan sebagai prilaku yang didasarkan pada kemauan untuk mengakui yang lain sebagai orang. Ini merupakan sikap yang sangat internal. Di sisi lain keadilan dapat dipandang sebagai kriteria yang menentukan moralitas dalam lingkup sosial dan intersubjektif (Kompendium Gereja Katolik No. 201). Apakah ini berarti ada tujuan mutlak sebagai norma yang mengatur interaksi antara dua orang, orang dan masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan. Jawabannya adalah ya.
Baik sikap internal maupun external, demi tujuan moralitas keduanya harus berdampingan demi mendukung keadilan.
Ketulusan saja dalam menerapkan keadilan tidaklah cukup. Keadilan legalistic juga tidaklah cukup. Perlu adanya sikap internal dan external.
Ada yang mencari keadilan dengan keadilan, ada pula yang mencari ketidakadilan dengan ketidakadilan dan ada juga kelompok orang yang mencari keadilan dengan cara yang tidak adil. Sementara yang lain lagi hanya mencari arti dari sebuah ketidakadilan. Kita perlu memperjuangkan keadilan dengan keadilan, itulah keadilan yang sebenarnya.
Bagi kita keadilah harus lebih dari keadilan. Keadilan yang kita hayati harus terbuka untuk, diinformasikan oleh, dilembutkan melalui, dan dilengkapi dengan hal-hal seperti; solidaritas, cinta dan belas kasih serta pengampunan dengan semua kualitas yang tidak menimbulkan ketegangan satu satu sama lain. Tidak ada batas untuk solidaritas, cinta dan belas kasih dan pengampunan, dalam menerapkan keadilan. Tuhan Memberkati.
Rabu, 14 Juni 2017
Salam Redaksi
Halo para pembaca yang budiman….
”Selamat Paskah 2017” dan selamat menerima pembaruan karunia Roh Kudus.
“Suara kasih”, Buletin dari Yayasan PenaMas Mulia edisi ke 14 kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan PenaMas Mulia dengan pihak Penderma.
Edisi kali ini kami beri judul “BERKOBAR”, dimana kami mengajak para pembaca sekalian untuk bangkit kembali dari keterpurukan kita, karena Yesus telah bangkit mengalahkan maut, naik ke Surga dan menjanjikan Roh Kudus untuk menjadi penolong dan penghibur kita. Mari mengalahkan maut yang dapat mematahkan kasih dan semangat kita dalam perjuangan hidup ini.
Dalam edisi yang ke 14 ini, kami akan menyajikan Kata Pengantar, Renungan dan Laporan Kegiatan Rekoleksi Outbound Siswa 2017.
Akhirnya, semoga melalui Buletin “Suara Kasih” ini komunikasi antara para pembaca, penderma dan Yayasan PenaMas Mulia boleh terjalin dengan baik. Kami juga menerima masukan untuk kemajuan dari Buletin ini.
Redaksi “Suara Kasih”
KATA PENGANTAR
Di tengah situasi politik Indonesia saat ini yang sangat memprihatinkan, dimana orang benar dan berbuat kasih tidak dihargai, kita diingatkan akan Yesus Kristus yang telah mengalami semuanya itu terlebih dahulu karena cintaNya yang begitu besar kepada manusia.
Setiap merayakan Paskah, umat Kristiani mengimani bahwa Yesus menderita, mati dan bangkit dengan penuh kemuliaan. Dan tibalah saatnya kita menantikan dan merindukan Roh Kudus untuk memperbaharui iman, hati dan jiwa kita. Kita membutuhkan Roh Kudus untuk memperbaharui kasih kita kepada Tuhan dan sesama.
Semoga buletin ini boleh membawa Roh Allah yang hidup ke dalam hati semua pembaca sekalian, membuat diri kita semua menjadi terang dan garam dalam perkataan dan perbuatan untuk kemuliaanNya.
Liputan Kegiatan YPMM : REKOLEKSI OUTBOUND SISWA 2017
Puji Syukur pada penyelenggaraan Allah, kami boleh mengadakan Rekoleksi Outbound Siswa SMP pada tanggal 10-12 Februari 2017 di rumah retreat Pertapaan Karmel Ngadireso-Tumpang, Malang, selama 3 hari 2 malam.
Rekoleksi yang dikhususkan untuk siswa-siswi SMP ini diikuti oleh siswa-siswi kelas 7 sampai dengan kelas 9 SMPK Santo Mikael-Surabaya, SMPK Indriasana 4, dan SMPK Indriasana 7 dengan total jumlah peserta 194 orang. Tujuan dari rekoleksi ini adalah untuk mengadakan rekonsiliasi jiwa dan hati sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, serta termotivasi untuk mempersiapkan masa depan mereka sejak dini. Rekoleksi ini kami beri judul “HOT WHEELS”.
Persiapan fisik dan mental serta kemampuan adalah isi garis besar dari rekoleksi ini yang membawa penyadaran siswa-siswi SMP untuk tidak berfokus pada keadaan mereka atau background orang tua mereka, tetapi berjuang meraih masa depan dengan gigih untuk merubah nasib mereka.
Renungan : BUKANKAH HATI KITA BERKOBAR-KOBAR?
Selamat Pesta Paskah Saudaraku! Kita sudah memasuki Minggu masa Paskah. Tuhan sudah bangkit, namun ternyata kebangkitan Tuhan belum bisa sepenuhnya dipercayai Oleh umat manusia hingga saat ini buktinya masih banyak yg meragukan Ke-Allah-an Tuhan Yesus. Pengalaman keraguan ini juga dialami Oleh murid-muridNya ketika pertama kali mereka mengetahui kalau tempat Yesus dikuburkan menjadi kosong.
Ada berbagai alasan mengapa para murid menjadi kurang yakin akan kebangkitan Tuhan Yesus; ada yang kecewa, takut bahkan memutuskan untuk tidak mau berada di Yerusalem. Ya kedua murid dalam perjalanan ke Emaus (Lukas 24:13-35). Mereka meninggalkan kota suci Yerusalem, mereka pergi dengan perasaan kecewa, menggerutu dan sedih Karena guru mereka yang mereka agung-agungkan justeru mengalami kematian yang luar biasa kejamnya. Namun justeru dalam perjalanan ke Emaus itu lah mereka ditemanin sosok misterius dan pria misterius itu adalah Yesus namun mereka tidak mengenali dia. Mereka berbicara dengan Yesus, mereka membahas tentang Kitab Suci dari kitab Musa sampai kitab para nabi, namun mereka belum juga mengenal siapa pribadi yang berjalan bersama mereka. Mereka bahkan membahas tentang Yesus yang mengalami peristiwa kejam sebelum kematiannya. Mereka berdiskusi dengan Yesus sendiri namun mata mereka belum terbuka dan mengenal sosok pribadi yang menemani mereka dalam perjalanan ke Emaus. Ketika hari sudah mulai gelap dan Tuhan diajak menginap dan mengambil roti, mengucap syukur lalu memecah-mecahkan roti baru mata mereka terbuka dan mengenal pribadi itu. Itu Tuhan. Hati mereka berkobar-kobar! Mereka langsung kembali Ke Yerusalem yang jaraknya 11 kilometer. Padahal hari sudah malam. Ya hari sudah malam tetapi mereka sudah menemukan terang dalam diri Kristus! Kristus cahaya dunia yg menerangi umatnya dalam peziarahan menuju kehidupan yang kekal.
Sama Saudaraku dalam Kristus setiap kita pasti pernah mengalami perjalanan ke Emaus dalam kehidupan kita. Perjalanan menjauh dari kekudusan Yerusalem kehidupan kita, kita mengeluh kita kecewa dan mengerutu, tetapi percayalah Tuhan berjalan bersama kita. Namu berjalan bersama Tuhan belumlah cukup untuk membuka mata kita agar mengenali Dia, pengetahuan kita tentang Yesus belumlah cukup untuk bisa membuka mata kita agar bisa mengenali Dia, seminar, pelajaran kitab suci serta theology juga belum lah cukup untuk mengenal Yesus apabila kita mengabaikan peristiwa Tuhan mangambil Roti mengucapkan Syukur dan membagi-bagikan di dalam perayaan Ekaristi yang kita rayakan. Hati kita tidak akan berkobar kalau kita mengabaikan encounter kita dengan Yesus dalam Ekaristi. Kita pun belum bisa kembali kepada Yerusalem kekudusan hidup kita kalau kita belum mengalami Ekaristi. Kita juga belum Akan mengalami terang yang menuntun kita kembali ke Yesusalem kekudusan hidup Kalau belum mengalami Ekaristi. Apa lagi ketika kita tidak lagi menganggap Ekaristi sebagai perjamuan di mana kita berjumpa dan mengalami kasih Tuhan!
Saudaraku yg dikasihi Tuhan, ternyata kedua murid dalam perjalanan ke Emaus itu hanya satu yang diketahui bernama Cleophas, lantas siapa pribadi yang satunya? Ini menarik untuk direnungkan! Apakah kebetulan penginjil Lukas tidak menyebutkan nya atau ada alasan lain di Balik tidak menyebutkan nama murid yang lain itu? Sama Saudaraku nama murid yang lain itu bisa saya, bisa salah satu dari kita. Tuhan selalu punya Cara untuk menyatakan kasihnya kepada kita. Di saat kita menjauh dari kekudusan, di saat kita fokus pada Emaus kita masing-masing, di saat kita mengalami kegelapan di dalam tujuan hidup kita, ketika kita mengalami kejatuhan, justeru pada saat itu Tuhan menampakan diri dan hadir dalam Ekaristi. Dia siap mengucapkan Syukur membagi-bagikan Tubuh dan Darahnya agar hati kita terus berkobar-kobar dalam pelayanan, dalam mendengarkan Dia, melalui sabdanya, agar dikuatkan, diteguhkan dan tidak mudah menyerah dalam perjalanan menuju Yerusalem Surgawi dan tetap menjaga kekudusan hidup serta setia mengimani Dia. Makna Paskah bagi kita adalah Ekaristi mengobarkan hati kita untuk kembali kepada kekudusan hidup. Selamat Paskah Saudaraku Tuhan Memberkati!
By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK. St. Mikael)
Rabu, 18 Januari 2017
Salam Redaksi
Salam damai sejahtera para pembaca "Suara Kasih" yang setia, baik hati dan budiman. Buletin dari Yayasan PenaMas Mulia (d/h Yayasan Mutiara Kasih Indonesia) edisi ketiga belas kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan PenaMas Mulia dengan pihak penderma.
Edisi “Suara Kasih” yang ketiga belas ini mempunyai Judul “IMMANUEL”, dimana kami mengajak para pembaca sekalian untuk merenungkan akan penyertaan Tuhan dalam memasuki tahun 2017, merenungkan dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari, melalui kejadian dan peristiwa hidup kita dan sekitar kita.
“Suara Kasih” dalam edisi yang ketiga belas akan menyajikan Kata Pengantar dan Renungan.
Semoga melalui “Suara Kasih”, komunikasi antara para pembaca, penderma dan Yayasan PenaMas Mulia boleh terjalin dengan baik. Kami juga menerima kritik dan saran untuk kemajuan dari Buletin ini. Salam kasih dan damai sejahtera selalu….
Redaksi “Suara Kasih”
KATA PENGANTAR
Imanuel : Allah menyertai kita.
Tahun 2016 sudah kita lewati, dan saat ini kita semua sudah menapaki tahun 2017. Beberapa orang membaca ramalan nasib, melihat peruntungan mereka di tahun 2017, apakah nasib baik akan mengikuti mereka, ataukah nasib buruk yang akan men-cengkeram hidup mereka. Beberapa orang lain membaca berita ekonomi, mereka melihat bagaimanakah per-ekonomian di tahun 2017, apakah per-ekonomian akan membaik ataukah malahan per-ekonomian akan memburuk dan membuat pekerjaan mereka semakin sulit.
Bagaimana sikap kita sebagai seorang yang beriman kepada Kristus dalam menghadapi tahun 2017 ini ? marilah sejenak kita melihat pesan dari Paus Fransiskus dalam menghadapi tahun yang baru ini.
Paus Fransiskus mengirim pesan kepada umat Katolik di seluruh dunia, agar tetap tegar dalam menghadapi realitas hidup, mungkin ada kekurangan dalam hidup, merasa gelisah dan kadangkala hidup tidak tentram. “Namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot,” kata Paus Fransikus, Pemimpin Umat Katolik Sedunia di Vatikan sebagaimana dilansir Ismartono SJ dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta, Selasa (3/1/2017).
Paus ingin umat Katolik di seluruh dunia mengerti, bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan. Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan.
Paus menegaskan kepada kita semua, bahwa kehidupan kita bagaikan taman yang penuh dengan kesempatan untuk hidup dalam kebahagian, hidup kita menjadi pecinta keriangan, serta menjadi seorang sahabat kebijaksanaan. Tidak lupa untuk memulai dari awal ketika kita melakukan kesalahan. Dengan demikian hidup kita akan penuh dengan semangat.
Itulah pesan Paus Fransiskus untuk menghadapi tahun 2017 ini, penulis sangat yakin hal itu dapat dilakukan, karena kita tidak menjalaninya seorang diri, tetapi karena Immanuel – Allah menyertai kita. Selamat Natal 2016 dan Selamat Tahun baru 2017.
Dikatakan Paus Fransiskus, bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan. Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.