Rabu, 18 Januari 2017

SUARA KASIH EDISI 13

Salam Redaksi

Salam damai sejahtera  para pembaca "Suara Kasih" yang setia, baik hati dan budiman. Buletin dari Yayasan PenaMas Mulia (d/h Yayasan Mutiara Kasih Indonesia) edisi  ketiga belas  kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan PenaMas Mulia dengan pihak penderma.

Edisi “Suara Kasih” yang ketiga belas ini mempunyai Judul “IMMANUEL”, dimana kami mengajak para pembaca sekalian untuk merenungkan akan penyertaan Tuhan dalam memasuki tahun 2017, merenungkan dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari, melalui kejadian dan peristiwa hidup kita dan sekitar kita.

“Suara Kasih” dalam edisi yang ketiga belas  akan menyajikan Kata Pengantar dan Renungan.

Semoga melalui “Suara Kasih”, komunikasi  antara para pembaca, penderma dan Yayasan PenaMas Mulia boleh terjalin dengan baik. Kami juga menerima kritik dan saran untuk kemajuan dari Buletin ini. Salam kasih dan damai sejahtera selalu….

Redaksi “Suara Kasih”

KATA PENGANTAR

Imanuel : Allah menyertai kita.

Tahun 2016 sudah kita lewati, dan saat ini kita semua sudah menapaki tahun 2017. Beberapa orang membaca ramalan nasib, melihat peruntungan mereka di tahun 2017, apakah nasib baik akan mengikuti mereka, ataukah nasib buruk yang akan men-cengkeram hidup mereka. Beberapa orang lain membaca berita ekonomi, mereka melihat bagaimanakah per-ekonomian di tahun 2017, apakah per-ekonomian akan membaik ataukah malahan  per-ekonomian akan memburuk dan membuat pekerjaan mereka semakin sulit.

Bagaimana sikap kita sebagai seorang yang beriman kepada Kristus dalam menghadapi tahun 2017 ini ? marilah sejenak kita melihat pesan dari Paus Fransiskus dalam menghadapi tahun yang baru ini.

Paus Fransiskus mengirim pesan kepada umat Katolik di seluruh dunia, agar tetap tegar dalam menghadapi realitas hidup, mungkin ada kekurangan dalam hidup, merasa gelisah dan kadangkala hidup tidak tentram. “Namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot,” kata Paus Fransikus, Pemimpin Umat Katolik Sedunia di Vatikan sebagaimana dilansir Ismartono SJ dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Paus ingin umat Katolik di seluruh dunia mengerti, bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan. Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan.

Paus menegaskan kepada kita semua, bahwa kehidupan kita bagaikan taman yang penuh dengan kesempatan untuk hidup dalam kebahagian, hidup kita menjadi pecinta keriangan, serta menjadi seorang sahabat kebijaksanaan. Tidak lupa untuk memulai dari awal ketika kita melakukan kesalahan. Dengan demikian hidup kita akan penuh dengan semangat.

Itulah pesan Paus Fransiskus untuk menghadapi tahun 2017 ini, penulis sangat yakin hal itu dapat dilakukan, karena kita tidak menjalaninya seorang diri, tetapi karena Immanuel – Allah  menyertai kita. Selamat Natal 2016 dan Selamat Tahun baru 2017.

Dikatakan Paus Fransiskus, bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan. Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.

LIPUTAN KEGIATAN YPMM-RETREAT ANAK SMP KELAS VII

Pada tanggal 7-9 Oktober 2016, Yayasan PenaMas Mulia mengadakan retreat untuk anak-anak SMP kelas VII di Griya Canta Yumana-Trawas, dengan tujuan dan kerinduan untuk membawa anak-anak mengalami hidup yang berkelimpahan dengan kasih Allah, rahmat Allah, damai sejahtera.
Retreat yang diikuti oleh 50 Siswa kelas VII dari SMPK Santo Mikael, Surabaya dan 15 Siswa kelas VII  dari SMPK Indriasana 4, Surabaya dan  15 Siswa kelas VII dari SMPK Indriasana 7, Surabaya, mempunyai thema “Back to Jesus”. Retreat yang disampaikan dalam 6 Session dikemas dengan gaya remaja,  ada drama di Session ke 4 yang menunjang isi dari Session.
Harapan kami setelah retreat ini anak-anak dapat mempunyai hati yang baru untuk mencintai Tuhan dan sesama dan mengalami pertumbuhan dalam iman mereka dan selalu rindu untuk bersekutu dengan Tuhan. AMDG...




Renungan : WE ARE FAMILY

Selamat Natal dan Tahun Baru Saudaraku.

Adalah sebuah kebahagiaan yang besar bisa bersama lagi di tahun yang baru ini dengan semangat Natal untuk melanjutkan tugas dan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita masing-masing. Semangat ya…!

Kali ini saya mengajak sama saudara bersama dengan keluarga besar Salesian (sapaan untuk keluarga SDB) seluruh dunia untuk memberikan perhatian yang lebih kepada keluarga. Siapa itu keluarga? Kita adalah keluarga. Kita mengangkat kembali panggilan mendiang Paus Yohanes Paulus II untuk menguatkan kehadiran dan pelayanan kita kepada keluarga-keluarga. Saat ini sepuluh tahun kemudian keluarga salasian termasuk sama saudaraku yang berkarya bersama kami para romo Salesian untuk memberi diri, perhatian dan pelayanan kepada keluarga dengan tema “WE ARE FAMILY”. Ya, kita adalah keluarga. Setiap keluarga merupakan sebah sekolah kehidupan dan cinta. Mengapa? Karena memang kita tidak bisa terus berada di pinggiran sementara ada hal penting terjadi di dalam Gereja. Paus Fransiskus memanggil sebuah sinode luar biasa pada tahun 2014, suatu sinode biasa pada tahun 2015, dan dalam tahun 2016, ia telah persembahkan kita seruan apostolic luar biasa “AMORIS LAETITIA”. seruan itu merupakan sebuah undangan untuk menyadari sebuah kenyataan bahwa kita semua lahir dalam sebuah keluarga, dengan sejarahnya masing-masing, kekuatan dan keterbatasannya masing-masing. Meskipun demikiandakam tubuh sebuah keluargalah kita tumbuh dan menjadi dewasa. Marilah kita menemukan di dalam keluarga itu, meskipun berada di tengah masa-masa sulit sebuah sekolah kehidupan dan cinta.

Sebuah keluarga itu dibentuk oleh orang-orang, wajah-wajah yang kita jumpai, orang-orang yang saling memperhatikan dan saling mencintai, melindungi dan mempertahankan, kadang-kadang bahkan melalui berbagai kesulita, tetapi masih saling dapat membantu. Kita semua sesungguhnya tumbuh dalam perlindungan orangtua kita atau salah satu darinya, tergantung situasi. Ini berarti bahwa keluarga itu, dan seharusya, sebuah sekolah kehidupan dan cinta.

Keluarga merupakan sebuah tempat istimewa yang telah memberikan kita sebuah nama dan harga diri. Keluarga merupakan arena hidup di mana kita merasa dikasihi, mengalami kasih sayang, tempat kita belajar berterima kasih dan pengampunan. Keluarga merupakan tempat pertama yang membuat kita mengalami kehangatan sebagai anak-anak, bagi orang muda merupakan sebah model, dan bagi orang yang lebih tua merupakan tempat beristirahat hingga akhir hayatnya. Ini semua merupakan pengalaman menusiawi yang mendalam. Dalam cara ini ataupun yang lain kita telah mengalami semuanya. Kita tidak boleh lupa bahwa keluarga itu sendiri memiliki nilai yang mengagumkan dan simbolik. Keluarga itu mengungkapkan secara tersendiri kenyataan Allah Tritunggal, yaitu Persekutuan. Sebenarnya, ketika Allah memutuskan berbagi dengan kita dalam sejarah, dia berpikir tentang seorang Putra Manusia dan memiliki seorang wanita terberkati, yang menjadi Bunda Putera Allah. Tetapi tidak hanya itu; dia bahkan memilih sebuah keluarga supaya membantu-Nya tumbuh dan menjadi dewasa.

Pada akhirnya, kita perlu mengatakan bahwa di dalam keluarga itulah Putera Allah menjadi Manusia. Ini berarti bahwa keluarga-keluarga memiliki nilai sacramental (tanda kehadiran Allah yang nyata) yang kuat. Dia Emmanuel, Allah beserta kita.
By : Rm. Ferdinandus Reo, SDB (Kepala Sekolah SMPK. St. Mikael)

Merry Christmas & Happy New Year