Yayasan PenaMas Mulia
Kamis, 03 Januari 2019
Renungan : Sudahkah menerima Japri dari Tuhan?
Bersama Saudaraku, Keluarga Besar PenaMas Mulia, Selamat Natal dan Tahun Baru.
Bagaimana jika hari ini adalah hari di mana Tuhan wa, telepon atau sms dan dm kita ? Bagaimana jika kita tahu bahwa hari ini adalah hari Tuhan yang kembali ke Bumi dengan segala kemegahan dan kemuliaan-Nya untuk menghakimi yang hidup dan yang mati? Apakah kita akan berpikir bersikap dan bertindak berbeda? Kemungkinan besar kita semua akan melakukannya. Kita mungkin akan menghubungi sebanyak mungkin orang dan memberi tahu mereka tentang kedatangan Tuhan yang segera, dengan cara pergi ke pengakuan dosa dan kemudian menghabiskan hari itu dalam doa.
Tetapi apa tanggapan ideal untuk pertanyaan seperti itu? Jika, melalui wahyu khusus dari Allah, kita dibuat sadar akan kenyataan bahwa hari ini adalah hari Tuhan akan kembali, seperti apa tanggapan ideal itu? Berjaga-jaga selalu!!
Tetapi seruan untuk “tetap terjaga” ini tidak hanya sekedar kedatangan Kristus yang terakhir dan mulia. Ini juga menunjukkan pada kita bahwa setiap momen setiap hari Tuhan kita datang kepada kita dengan kasih karunia dan penuh Rahmat bukan setengah-setengah. Hal ini dikarenakan oleh dorongan cinta dan belas kasihan-Nya kepada hati, jiwa dan seluruh diri kita. Ini bisa berupa bisikan lembut-Nya yang memanggil kita lebih dekat kepada-Nya.
Apakah kita memperhatikan Dia datang kepada kita dengan cara ini setiap hari? Apakah kita memperhatikan cara-cara yang tak terbatas dan luarbiasa yang Tuhan temukan untuk memasuki hidup kita lebih penuh? Cara yg luar biasa itu adalah kesederhanaannya! Meskipun kita tidak tahu hari di mana Tuhan kita akan datang dalam kemenangan terakhir-Nya, kita tahu bahwa setiap hari dan setiap saat adalah waktu kedatangan-Nya dengan penuh rahmat. Dengarkan Dia, waspada, waspada dan tetap terjaga!
Tuhan, tolonglah aku untuk mencari suara-Mu dan memperhatikan kehadiran-Mu dalam hidupku. Semoga aku terus bangun dan siap mendengarkan Engkau ketika
Engkau menelepon. Yesus, aku percaya padaMu.
Kamis, 10 Mei 2018
SALAM REDAKSI
Salam Damai Sejahtera, para pembaca yang budiman….
Buletin dari Yayasan PenaMas Mulia edisi ke-17 kami persembahkan kepada anda sebagai sarana komunikasi antara Yayasan PenaMas Mulia dengan pihak Penderma yang budiman.
“Suara Kasih” di edisi yang ketujuh belas ini mempunyai Judul “IMAN JAMAN NOW”, dimana kami mengajak para pembaca sekalian untuk merefleksikan iman kita dan mengukur kepercayaan kita kepadaNya, apakah kita sudah penyerahan total dan bersyukur selalu kepadaNya.
“Suara Kasih" edisi yang ke-17 ini akan menyajikan Kata Pengantar, Renungan, dan Laporan Kegiatan dari YPMM.
Akhirnya semoga melalui “Suara Kasih”, komunikasi antara para pembaca, penderma, dan Yayasan PenaMas Mulia boleh terjalin dengan baik. Kami juga menerima masukan untuk kemajuan dan pengembangan dari Buletin ini.
Redaksi “Suara Kasih”
KATA PENGANTAR
Para pembaca yang budiman, Saudara-saudariku seperjuangan di dunia ini. Kita telah melewati kuartal pertama tahun 2018, kita pasti juga mengevaluasi pendapatan dari bisnis kita dan di tengah melemahnya ekonomi di Indonesia dan di dunia. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat dan tantangan iman dalam dunia bisnis, seberapa dalamkah iman kita kepadaNya? Inilah proses pemurnian iman kita yang memang harus kita lalui selama kita diberi kesempatan hidup di dunia ini.
Semoga perjuangan kita dalam beriman kepadaNya akan membuahkan hasil dan menghantar kita sampai ke kehidupan kekal.
(MAVS)
Liputan Kegiatan YPMM : REKOLEKSI OUTBOUND SISWA 2018
Puji Syukur pada kepercayaan yang Tuhan berikan pada kami, sehingga kami boleh mengadakan Rekoleksi Outbound Siswa SMP pada tanggal 23-25 Februari 2018 di rumah retreat Pertapaan Karmel Ngadireso-Tumpang, Malang, selama 3 hari 2 malam.
Rekoleksi yang dikhususkan untuk siswa-siswi SMP ini, diikuti oleh siswa-siswi kelas 7 sampai dengan kelas 9 SMPK Santo Mikael, SMPK Indriasana 4, dan SMPK Indriasana 7, dengan total jumlah peserta 209 orang. Rekoleksi ini kami beri judul "From Zero to Hero", yg mana bertujuan untuk mengadakan rekonsiliasi jiwa dan hati, agar mereka mempunyai kepribadian yang kuat dan tangguh, serta termotivasi untuk mempersiapkan diri sejak dini demi masa depan mereka.
Tidak terkungkung pada keadaan yang terbatas dan latar belakang yang Nol, mempunyai semangat juang yang tinggi serta selalu berserah dan bersyukur pada penyelenggaraan Ilahi adalah garis besar isi dari rekoleksi ini. Diharapkan rekoleksi ini dapat membawa penyadaran dan memberikan tekad yang baru untuk tidak berfokus pada keadaan mereka atau background orang tua mereka, tetapi berjuang meraih masa depan dengan gigih untuk merubah nasib mereka.
Renungan : IMAN JAMAN NOW
HALLELUYA KRISTUS BANGKIT, KRISTUS MULIA! Selamat Paskah sama saudaraku dalam Kristus. Adakah sukacita dalam diri kita setelah kebangkitan Kristus? Tanpa menunggu jawaban dari sama saudara, saya yakin pasti ada sukacita, karena kita tidak hanya merayakan Paskah tetapi juga mengalami Paskah.
Melihat judul di atas, setiap kita tentu sudah punya ekspektasi tersendiri bagaimana harus beriman dan mengimani serta mengamini keyakinan kita kepada Kristus. Dalam urusan iman, apa kira-kira hal yang bisa kita lakukan dan miliki seiring perkembangan jaman? Tentunya ada disposisi batin yang tidak memiliki batasan yang jelas antara harapan dan rasa pesimis terhadap pertumbuhan iman di jaman ini. Namun sebagai orang beriman kita senantiasa diajarkan untuk selalu memiliki pengharapan akan sesuatu yang lebih baik namun disamping itu ada juga perasan kuatir akan pertumbuhan iman yang diakibatkan oleh perkembangan jaman. Rasa kuatir ini tentunya akan berkurang dan menuju kea rah menghilang apabila kita menemukan setidaknya satu dari sekian banyak solusi iman. Minggu kemarin Tuhan mengingatkan kita akan pentingnya tinggal dalam Dia sebagai Pokok Anggur, terlepas dari pengalaman kehidupan “dibersihkan dan dipangkas” oleh berbagai macam persoalan, Tuhan meminta Cuma satu “TINGGALAH DALAM AKU.”
Ajakan Tuhan untuk tinggal dalam Dia sangan membutuhkan usaha dari pihak kita. Ajakan Tuhan ini ibarat menawarkan “Shelter” bagi peziarahan iman kita. Bukankah Tuhan sebenarnya sudah dan sedang menawarkan kebutuhan primer bagi jiwa kita? Apakah kita merasa butuh terhadap ajakan Tuhan di jaman yang penuh dengan kumudahan bagi kehidupan manusia ini? Lantas apa yang harus kita lakukan?
“We need to return, back to the past to save the future” karena tidak semua hal baru dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh dunia ini menyempurnakan hidup kita. Clive Staples Lewis seorang novelist mengatakan “Jika kita menemukan diri kita dengan keinginan yang tidak ada di dunia ini yang dapat memuaskan, penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa kita diciptakan untuk dunia lain.” (semoga saya tidak sedang menambah permasalahan kutipan fiksi dan non fiksi di sini hahha)
Adalah sangat manusiawi bagi kita untuk mengenali ketidaklengkapan kita. Kita harus mengakui dan menyadari serta menerima kenyataan bahwa semua orang ingin mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Namun, tidak ada sesuatu pun di bumi yang memuaskan kerinduan tersebut atau ada seseorang yang telah mencapai prestasi seperti itu. Dan oleh karena itu kita sebenarnya diciptakan untuk "dunia lain" - "dunia keabadian".
Hanya melalui rahmat Tuhan dimanifestasikan dalam Tiga Keutamaan Teologis dari Iman, Harapan, dan Kasih yang bisa menghantarkan kita untuk dapat mencapai dunia lain: dunia Kebahagiaan Abadi. Jadi dalam menjawabi tuntutan iman jaman now, kita perlu kembali ke fundasi iman kita. Inilah hadiah terindah. Aku sebut hadiah agar selalu dikenang dan diamalkan serta dijaga (sama saudara bisa memberi nama juga sesuai dengan keinginan masing-masingAdapun tiga hadiah tersebut adalah; Iman memungkinkan kita untuk melihat takdir kita tentang kebahagiaan kekal. Harapan menanam dalam diri kita, keinginan untuk kebahagiaan abadi itu. kasih kemudian mendorong kita menuju kebahagiaan kekal seperti itu. Bapa menyatakan pikiran kita untuk melihat diriNya (Mat 16:17). Sang Anak membuka hati kita untuk merindukan Diri-Nya sendiri (1 Pet. 1: 3-5). Roh menggerakkan keberadaan kita untuk bersama-Nya (Gal. 5:25). Di dalam Kebahagiaan Abadi, kita menemukan Tuhan, dan di dalam Dia lah kita menemukan Kebahagiaan Abadi. Untuk memperoleh jawaban terhadap situasi iman jaman now adalah kembali kepada dasar atau fundasi yang memperkaya iman kita dalam Kristus yaitu tiga keutamaan Teologis, IMAN, HARAPAN dan KASIH dan kasihlah yang terbesar dan utama.
By : Rm. Deddy Reo, SDB